Wah! Bayi Bisa Mengingat Musik yang Didengarnya Sejak dalam Rahim



Banyak para ibu yang mendengarkan musik-musik tertentu pada saat hamil dengan keyakinan bahwa musik itu bisa membantu perkembangan anak mereka di masa depan. Sampai saat ini belum jelas apa dampak musik terhadap janin. Yang jelas, studi terbaru menyebut bayi bisa mengingat musik yang didengarnya sejak di dalam rahim.

"Meskipun kami sebelumnya sudah menunjukkan bahwa janin bisa mempelajari detail minor dari perkataan, kami tidak tahu seberapa lama mereka bisa menyimpan informasi itu," kata Dr Eino Partanen dari University of Helsinki di Finlandia, seperti dikutip Mirror, Jumat (1/11/2013).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi mampu belajar sejak usia yang masih sangat muda. Sementara itu efek dari pembelajaran tersebut tetap terekam di otak hingga waktu yang lama, meski tak dapat dipastikan rentang waktunya.

Penelitian ini melibatkan sejumlah perempuan yang diminta mendengarkan lagu Twinkle Twinkle Little Star sebanyak lima kali dalam sepekan, serta dilakukan selama 3 bulan terakhir masa kehamilannya. Setelah para ibu ini melahirkan, peneliti mengukur aktivitas otak bayi mereka saat melodi yang sama itu dimainkan. Tes serupa dilakukan empat bulan kemudian.

Apa yang terjadi? Rupanya sesaat setelah lahir dan pada saat empat bulan kemudian, para bayi tersebut menunjukkan aktivitas otak yang lebih besar dalam menanggapi musik itu dibandingkan bayi yang sejak belum lahir tidak pernah mendengarkan musik tersebut.

Perbedaan antara kedua kelompok bayi ini hanya terjadi ketika musik yang asli dimainkan. Sementara ketika musik serupa yang sudah mengalami sedikit penggubahan dimainkan, tidak terjadi perbedaan.

Dalam laporannya, para ilmuwan berspekulasi bahwa suara tidak menyenangkan atau berisik yang terdengar di rahim mungkin memiliki efek samping. "Tampaknya masuk akal bahwa lingkungan suara yang tidak menyenangkan saat kehamilan juga bisa memiliki efek merugikan jangka panjang pada bayi. Lingkungan tersebut dapat berupa, misalnya, tempat kerja berisik, dan dalam kasus bayi prematur adalah neonatal intensive care units (NICU)," tulis para peneliti.

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal online Public Library of Science ONE.


DetikHealth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar